BOOKING TIKET PESAWAT

Semrawut

Semrawut. Info sangat penting tentang Semrawut. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Semrawut

Semrawut. Kalimantan Timur. Lampung Utara. Pihak kepolisian, menurut Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Brigadir Jenderal Polisi Sulistyo Ishak, sesungguhnya mendukung upaya mediasi dalam menyelesaikan kasus-kasus pidana ringan seperti yang terjadi belakangan ini. Sulistyo meminta masyarakat tidak menilai tindakan kepolisian sebagai bentuk diskriminatif. Kata mantan Dirlantas Polda Metro Jaya itu, polisi bekerja sesuai dengan kapasitasnya sebagai aparat penegak hukum. Seperti masyarakat lainnya, menurut Sulistyo, polisi ikut terusik oleh munculnya kasus-kasus miris yang terjadi belakangan ini. "Terus terang, kami juga tidak tega dan kasihan," ujarnya. Sulistyo menyatakan bahwa polisi pun mengedepankan proses mediasi antara pelaku dan pelapor. Sulistyo menyatakan, penetapan seseorang yang belum jelas jenis kesalahannya melanggar asas praduga tidak bersalah. Polisi pun membuka diri untuk selalu diawasi masyarakat. Setiap perilaku tak terpuji anggota Polri, menurut Sulistyo, akan ditindak tegas. Sejauh ini, pihak kepolisian telah memproses dan menindak anggotanya yang melakukan pelanggaran kode etik ataupun tindak pidana. Dalam penyelengaraan negosiasi yang didahului proses lobi, para pihak yang menjadi negosiator perlu memahami ungkapan perilaku (behavioral modes) lawan bicara atau negosiator lain dengan berupaya menafsirkan (interpret) secara seksama tanda-tanda kultural, baik yang verbal maupun non-verbal, guna dipertukarkan dalam perjumpaan lintas kultural. Pengamatan semacam itulah yang berkaitan dengan gaya perilaku guna mengungkapkan perbedaan yang mendasar di antar-bangsa, seperti Amerika dan Eropa (kelompok dunia Barat) menghadapi Asia (dunia Timur). Asia dalam hal ini adalah perhimpunan bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di 10 negara plus tiga, yakni China, Jepang dan Korea Selatan. Para pengamat dapat mengobservasi bahwa bagaimana bangsa Asia memaknai waktu (just-in time) tanpa tergesa-gesa dan ruang berpikir, keterbukaan sosial dan menghormati tradisi yang lebih berumur (elders) menghadapi perilaku dan sikap pandang Barat. Bangsa Asia, kecuali yang sudah kebarat-baratan, tetap memiliki kekuatan hasrat untuk tetap mengedepankan harmoni sosial. Cara pendekatan Asia yang sudah melekat (built-in) dengan sistem citra diri berbeda dengan yang dihayati Amerika dan Eropa. Misalnya, dunia Barat mengagungkan budaya rasa bersalah (guilt culture) lawan negiosator, sedangkan Asia justru menghayati budaya rasa malu (shame culture) dalam mencari konsensus (win-win solution).


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger