Hanya selang dua hari, teman saya itu mendapatkan pembantu seperti yang saya sarankan. Istri dan anaknya kembali tinggal di rumah dinasnya. Yang anehnya, cerita tentang mahluk halus itu masih ada. Bahkan pembantunya itu pun mengatakan hal yang sama. Seringkali pada siang hari mereka secara bersamaan melihat penampakan mahluk itu. Tapi tidak sampai satu bulan, mereka tidak pernah lagi bercerita tentang mahluk halus penghuni rumah dinas itu. Mungkin karena sudah bosan bercerita itu-itu terus. Atau khawatir pada saya yang jadi bosan mendengar cerita mereka. Atau jangan-jangan mahluk halusnya sudah keburu bosan mengganggu mereka. Tapi setidaknya saya jadi tau kenapa rumah dinas itu jadi sekian lama kosong, ndak ada yang mau tinggal disitu. Tadi saya nonton The Pursuit of Happyness. Saya agak lupa sudah berapa kali nonton film ini. Paling ndak sudah empat kali. Semuanya saya tonton di tv. Yang baru saya tonton tadi film yang diputar HBO. Mungkin karena pemeran utamanya Will Smith atau karena tema ceritanya yang bagus, mengangkat kisah hidup Christopher Paul Gardner dalam membangun kariernya, saya jadi belum bosan nonton film buatan tahun 2006 ini. Habis, kisahnya mengharukan dan memberikan inspirasi sih. Ndak tau inspirasi apa. Kerja keras dan keberuntungan mungkin ndak bisa dipisahkan bagi setiap orang yang sudah berhasil mencapai sukses. Saya ingat pada beberapa teman yang kelihatannya sudah punya kehidupan yang lebih dibanding saya. Mereka memulai semuanya dengan melakukan awal yang sepele, dulu saya berfikir begitu. Selang beberapa tahun kemudian, saya menyadari bahwa "awal yang sepele" itu sekarang sudah menjadi gunung. Yang tadinya hanya sekedar coba-coba, ternyata berkembang jadi andalan. Ndak pakai teori macam-macam. Semua berjalan begitu aja. Tau-tau mereka sudah mengembangkan usahanya di bidang ini atau di bidang itu. Meski pun ndak selalu berhasil. Tapi mereka terus mencoba. Dalam hidup ini, kalau kita ndak pernah berani mencoba sesuatu, ya ndak pernah jadi apa-apa. Banyak yang sudah bilang begitu dan itu memang benar. Lebih baik mengalami kegagalan dari pada ndak pernah mencoba apa-apa, gitu kata beberapa orang sukses. Meskipun dalam hidup ini kita ndak perlu harus jadi orang sukses. Kita ndak perlu bekeinginan nama kita tercatat dalam sejarah dengan tinta emas. Orang-orang besar itu mungkin ndak pernah punya keinginan itu. Kalau pun akhirnya nama mereka tercatat dalam sejarah, mereka fikir itu cuma efek sampingan. Kecuali mereka yang memang punya hobby cari muka. Halah…, koq jadi ngalor-ngidul gitu ya postingan ini. Apa memang ini inspirasi dari hasil nonton The Pursuit of Happyness tadi? Tadi sore saya pulang agak lambat. Bukan karena pekerjaan yang menumpuk, tapi gara-gara ditawarin kue. Gini ceritanya, pas sudah selesai mengunci pintu kantor dan berjalan menuju tempat parkir sepeda motor, terlihat seorang teman mendatangi saya, Donny, seorang petugas skurity yang kebetulan sore ini kebagian tugas di pos jaga gerbang pelabuhan. Kelihatannya dia lagi bawa kantong plastik kresek warna hitam yang berisi sesuatu. "Nanti aja pulangnya. Kita makan kue dulu", kata Donny. Makan kue? Boleh juga. Secara reflek saya segera melihat isi kantong plastik itu. Isinya goreng-gorengan. Ada pisang goreng, onde-onde, dan bumbu-bumbu (gorengan yang isinya kacang ijo manis). Ya udah, saya tunda jadwal kepulangan saya. Ndak baik nolak rejeki.
7 years ago